Pendahuluan
Alat musik tradisional Indonesia sangat beragam, mencerminkan kekayaan budaya dan seni yang dimiliki oleh setiap daerah di seluruh tanah air. Salah satu alat musik yang paling menarik dan unik berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Sasando. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai Sasando, mulai dari sejarah, cara bermain, hingga perannya dalam budaya masyarakat NTT.
Sejarah Sasando
Sasando adalah alat musik berbentuk bulat yang didominasi oleh senar dan dibuat dari bahan alami, biasanya daun lontar dan kayu. Menurut penuturan para ahli dan tokoh budaya di NTT, Sasando diperkirakan telah ada sejak abad ke-12. Ini diperkirakan melalui penemuan beberapa artefak yang menunjukkan adanya alat musik mirip Sasando dalam catatan sejarah.
Sasando banyak digunakan dalam berbagai upacara adat di NTT, termasuk pernikahan, ritual keagamaan, dan perayaan panen. Alat musik ini biasanya dimainkan oleh para penari atau pemusik sebagai bagian dari pertunjukan yang menambah keindahan dan makna dari acara tersebut.
Asal Usul Nama Sasando
Kata “Sasando” berasal dari kata “sasan”, yang berarti “memetik” dalam bahasa Rote. Hal ini merujuk pada cara memainkan alat musik ini, yaitu dengan cara memetik senar menggunakan jari tangan. Seiring waktu, Sasando menjadi identik dengan identitas budaya masyarakat Rote dan sekitarnya.
Bagian-bagian Sasando
Memahami bagian-bagian dari Sasando sangat penting untuk menghargai seni musik yang satu ini. Berikut adalah penjelasan mengenai komponen utama dari Sasando:
-
Badan Alat: Badan Sasando biasanya terbuat dari kayu yang dibentuk melengkung. Bagian ini berfungsi untuk memantulkan suara yang dihasilkan dari senar.
-
Senar: Sasando biasanya memiliki 22 hingga 25 senar, yang terbuat dari nylon atau bahan lainnya. Senar-senar ini diatur dengan ketegangan yang bervariasi untuk menghasilkan berbagai nada.
-
Pangkal: Bagian pangkal di mana senar terhubung dengan badan alat sangat penting, karena memberikan stabilitas dan menjaga nada tetap pada tempatnya.
- Resonator: Beberapa model Sasando dilengkapi dengan resonator yang membantu memperbesar suara yang dihasilkan, menjadikannya lebih berkualitas dan jelas.
Proses Pembuatan Sasando
Pembuatan Sasando merupakan sebuah proses yang membutuhkan keterampilan dan keahlian tinggi. Para pengrajin Sasando biasanya berasal dari komunitas lokal yang telah mewarisi keterampilan ini secara turun-temurun. Prosesnya mencakup memilih bahan-bahan terbaik seperti kayu dan daun lontar, pemotongan, perakitan, serta pemasangan senar.
Menurut Bapak Aijak Rote, seorang pengrajin Sasando terkenal di NTT, “Pembuatan Sasando bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi sebuah seni yang membawa kebahagiaan dan semangat bagi kami. Setiap alat yang kami buat memiliki jiwa dan cerita.”
Cara Memainkan Sasando
Sasando dimainkan dengan cara yang cukup unik, yaitu dengan cara memetik senar. Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk memainkan Sasando bagi pemula:
-
Posisi Duduk: Duduklah dengan posisi yang nyaman. Sasando biasanya diletakkan di pangkuan.
-
Mengenal Senar: Cobalah untuk mengenal posisi dan nada dari setiap senar. Dengan memetik senar yang berbeda, Anda akan mendapatkan nada yang berbeda pula.
-
Teknik Memetik: Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memetik senar. Mulailah dengan pelan dan perlahan hingga Anda merasa nyaman.
-
Bermain Melodi: Setelah Anda terbiasa, cobalah untuk mempelajari beberapa melodi sederhana dan terus kembangkan kemampuan Anda.
- Berlatih Secara Rutin: Seperti alat musik lainnya, latihan yang konsisten akan meningkatkan kemampuan bermain Sasando Anda.
Peran Sasando dalam Budaya NTT
Sasando bukan sekadar alat musik, tetapi juga merupakan simbol budaya dan identitas masyarakat NTT. Berikut beberapa peran penting Sasando dalam kehidupan masyarakat:
Dalam Upacara Adat
Sasando sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan pesta panen. Musik dari Sasando turut memperkaya suasana dan menghidupkan acara tersebut. Penampilan Sasando menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu.
Pendidikan dan Keterampilan
Sasando juga berperan dalam pendidikan, terutama bagi generasi muda. Banyak lembaga pendidikan di NTT yang memasukkan pembelajaran Sasando dalam kurikulum seni dan budaya, sehingga anak-anak mengenal warisan budaya mereka.
Ekonomi Kreatif
Saat ini, banyak pengrajin Sasando yang memperhatikan aspek ekonomi dari seni ini. Dengan mengembangkan Sasando sebagai produk daerah, mereka tidak hanya menjaga tradisi tetapi juga menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan.
Sasando dalam Era Modern
Di era globalisasi saat ini, banyak musisi dari NTT yang mulai menggabungkan Sasando dengan genre musik modern, seperti pop, rock, dan jazz. Hal ini membuat Sasando semakin populer dan dikenal oleh masyarakat luas. Misalnya, beberapa band dan penyanyi telah memasukkan suara Sasando dalam lagu-lagu mereka, memperkenalkan alat musik tradisional ini ke arena musik mainstream.
Seorang musisi muda asal NTT, Endy Rote, mengatakan, “Saya ingin memperkenalkan Sasando ke dunia luar. Dengan memadukannya dalam musik modern, saya berharap orang-orang dari berbagai belahan dunia bisa mengenal keindahan alat musik tradisional kita.”
Pelestarian Sasando
Pelestarian Sasando menjadi sangat penting di tengah arus modernisasi yang terus berkembang. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melestarikan Sasando antara lain:
-
Edukasi: Mengajarkan generasi muda mengenai teknik bermain dan sejarah Sasando sangat penting. Seminar, workshop, dan pelatihan bisa diadakan secara berkala.
-
Promosi: Menggunakan platform media sosial dan teknologi untuk mempromosikan Sasando, baik dalam bentuk video tutorial maupun penampilan live.
-
Dukungan Pemerintah: Pemerintah daerah bisa memberikan dukungan kepada para pengrajin dan musisi melalui program-program seni dan budaya.
- Event Budaya: Mengadakan festival musik tradisional yang menampilkan Sasando sebagai salah satu bintangnya dapat menarik perhatian masyarakat dan pengunjung dari luar daerah.
Kesimpulan
Sasando bukan hanya sekadar alat musik, melainkan sebuah simbol identitas dan kebanggaan masyarakat NTT. Dengan sejarah yang kaya, keindahan suara, dan perannya dalam berbagai aspek kehidupan, Sasando layak untuk dilestarikan dan dikenalkan lebih luas. Dalam menghadapi tantangan modernisasi, penting bagi kita untuk tidak hanya mencintai, tetapi juga menjaga dan mengembangkan warisan budaya ini agar tetap relevan di masa depan.
FAQ tentang Sasando
-
Apa itu Sasando?
- Sasando adalah alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang dimainkan dengan cara memetik senar.
-
Darimana asal-usul Sasando?
- Sasando berasal dari pulau Rote dan telah ada sejak abad ke-12.
-
Berapa banyak senar yang dimiliki Sasando?
- Sasando biasanya memiliki 22 hingga 25 senar, tergantung pada model dan pembuatannya.
-
Apa peran Sasando dalam budaya NTT?
- Sasando berperan dalam upacara adat, pendidikan seni, dan ekonomi kreatif.
- Bagaimana cara memainkan Sasando?
- Sasando dimainkan dengan cara memetik senar menggunakan jari, dan memerlukan latihan untuk menguasai tekniknya.
Dengan menjaga keberadaan dan peran penting Sasando, kita tidak hanya menghormati tradisi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan budaya yang akan dinikmati oleh generasi mendatang.